Rabu, 18 November 2009

PROSES PENGOLAHAN INFORMASI

PROSES PENGOLAHAN INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN
Di hari pertama sekolah, Ibu Yenni, wali kelas 1 mengadakan sesi perkenalan. Dengan malu-malu murid-murid kelas 1 yang berjumlah 30 orang itu mulai menyebutkankan nama mereka. Berikut nama panggilan mereka (Rini, Santi, Tirza, Winda, Sherly, Fofid, Neddy, Venska, Rusty, Venny, Septi, Wira, Risno, Monik, Natalia, Juwi, Ririn, Priska, Theo, Aleta, Meylsi, Endang, Lina, Itin, Herlin, Susan, Sania, Iet, Yance, dan Zeinwi). Setelah selesai, ibu yenni mulai memberikan code of conduct kelas, jadwal pelajaran, dan rencana apa saja yang akan mereka lakukan selama setahun ke depan. Pada saat memberikan penjelasan, ibu yenni berusaha untuk meminta pendapat murid-muridnya namun ketika ia ingin bertanya dia lupa siapa nama anak yang ingin dia tunjuk, akibatnya dia hanya berkata “coba kamu yang berbando merah,…” atau “coba kamu ulangi lagi” (sambil menunjuk anak yang dia ingin tanya). Dan ternyata bukan saja gurunya sajai yang kesulitan mengingat nama, tetapi terjadi antarteman. Hal ini diketahui pada saat akan membagi kelompok belajar. Ternyata mereka saling bertanya seperti kalimat berikut “ yang mana sih orangnya?”.
Susahnya mengingat merupakan permasalahan yang biasanya kita temui di dalam kelas baik sebagai guru maupun sebagai siswa. Salah satu contoh yang paling sederhana adalah dalam hal mengingat nama murid atau nama teman kita sendiri. Padahal mengingat merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari karena mengingat tidak saja kita gunakan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Misalnya, ulang tahun anggota keluarga dan teman-teman kita, atau pun hari-hari yang bersejarah untuk kita seperti hari dan tanggal kita dibaptis, disidi, dan lain sebagainya. Atau ketika ada sebuah kejadian yang mengharuskan kita untuk membuat sebuah kesaksian tentang apa yang kita lihat, kita alami sampai apa saja aktifitas kita selama seharian itu. Lalu mengapa kita gampang melupakan? Bagaimana proses pengolahan informasi? bagaimana daya ingat bekerja dan bagaimana peran guru dalam membantu siswa untuk mengingat hal-hal yang penting?



BAB 11 ISI
A. PROSES PENGOLAHAN INFORMASI
Proses pengolahan informasi pada manusia hampir sama dengan komputer, yaitu melalui input, pengolahan informasi, dan output. Pada manusia, prosesnya yaitu melalui:
• Encoding, yaitu memasukkan informasi ke dalam memori. Memori adalah kemampuan mengingat informasi. Rekaman indera (sensory motor) menerima informasi dari indera (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa). Jika tidak ditahan maka informasi tersebut akan cepat hilang. Ini yang dinamakan memori sensoris, yaitu informasi yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Contohnya ketika anak-anak menyebutkan nama mereka. Ketika tidak diberi perhatian maka kita akan lupa. Jika diberi perhatian, informasi akan masuk ke tahap selanjutnya.
• Storage, yaitu menyimpan informasi yang telah dimasukkan. Jika orang memberi perhatian pada informasi maka informasi tersebut akan otomatis masuk ke memori jangka pendek. Contohnya ketika murid kita menyebutkan nama mereka, kita memberi perhatian dan mencoba mengingatnya dengan melihat ciri-ciri mereka atau apa yang khas dari diri mereka secara keseluruhan. Misalnya Meylsi kulit hitam, kurus, mempunyai lesung pipit. Informasi dari Memori jangka pendek akan masuk ke memori jangka panjang apabila informasi tersebut diulang-ulang. Memori jangka panjang adalah tempat menyimpan informasi dalam waktu yang lama. Ada tiga jenis memori jangka panjang yaitu :
 Memori prosedural, yaitu mengenal bagaimana caranya melakukan sesuatu. Contohnya bagaimana siswa mengikat tali sepatu.
 Memori semantik yaitu memori mengenai fakta-fakta. Contohnya siswa mengingat tentang ibu kota Negara di Asia Tenggara.
 Memori Episodik, yaitu memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi di masa lalu. Contohnya tentang pengalaman ulang tahunnya yang ke-12, 27 Mei 2004 sama dengan hari kematian neneknya.
• Retrievel, yaitu mengambil dan menggunakan informasi yang ada. Informasi masuk dapat kita ingat kembali dan gunakan pada saat kita membutuhkan. Proses retrieval dapat berupa:
 Recognition, yaitu mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Contohnya, dalam ujian soal berganda siswa akan melakukan recognition karena semua pilihan sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenal jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
 Recall, yaitu mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa lalu. Contohnya, ketika seorang siswa diminta untuk menceritakan pengalaman pertama masuk SD.




B. HAMBATAN DALAM MENGINGAT
o Faktor keturunan tidak berpengaruh terhadap daya ingat seseorang. Yang menyebabkan lemahnya daya ingat adalah bagaimana seseorang memasukkan informasi tersebut (Harianti Deasy(p:18)). Misalnya tidak berkonsentrasi pada saat menulis sehingga tidak ingat apa yang ditulis.
o Tingkat kepentingan informasi merupakan hal yang penting karena seringkali kita membagi informasi ke dalam tingkatan. Misalnya sangat penting, penting, tidak penting (Harianti Deasy(p:18)). Contohnya jika guru berkata “…ini akan keluar di ujian” dengan spontan kita berkata pada diri kita “ini sangat penting”, jika tidak kita biarkan berlalu saja.
o Kurang bahkan tidak fokus pada informasi yang diterima. Misalnya sambil mendengarkan penjelasan guru kita bercerita dengan teman.
o Kondisi fisik, kesehatan, makanan dan minuman serta obat-obatan yang berpengaruh buruk pada otak.
o Kapasitas terbatas daya ingat dan waktu untuk mengingat. Jika informasi yang masuk banyak maka kita harus memperhitungkan kapasitas daya ingat yang terbatas caranya dengan memberikan waktu sejenak untuk anak-anak berpikir dan mengingat.

C. CARA-CARA MEMBANTU MENGINGAT
 Mnemonic: Menciptakan asosiasi antar hal yang harus diingat.
 Method of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
 Peg word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang berirama.
 Menggunakan bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk mengingat pesanan makanan dari para tamu.
 Memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
 Konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut harus diingat kembali (encoding specificity).
 Memori akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan emosional tidak terlalu tinggi.
 Menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
 Memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing- masing sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
 Memori akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara, misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih baik daripada hanya salah satu saja.





D. PERANAN GURU
 Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu mengingat nama
Dalam perkenalan di awal pelajaran. Ada 30 orang anak yang harus dia ingat dan begitu juga dengan siswa-siswanya. Mereka harus mengingat 29 orang teman mereka. Guru meminta mereka untuk berkonsentrasi ke depan dan meminta perhatian sepenuhnya dari mereka dengan berkata “Berikan semua mata, telinga, dan raga kalian ke depan,…kita akan segera ke dunia fantasi,….”
o Guru meminta siswa untuk maju ke depan satu per satu, memperkenalkan diri dengan gaya masing-masing. Misalnya Aleta, memperkenalkan diri dengan gaya ingin terbang. Setelah Aleta memperkenalkan, Guru mengulang lagi dan menyimpulkan kembali apa yang telah Aleta katakan. Kemudian, memberikan waktu anak-anak berpikir dan memahami lagi apa yang telah Aleta sampaikan sambil membayangkan dalam pikiran mereka. Berikut hasilnya, Aleta : Kulit putih, rambut ikal sebahu, pendek, agak gemuk, ciri khasnya wajahnya langsung merah kalau malu. Setelah itu, guru membantu dengan membuat singkatan tentang Aleta, “ Si malu-malu yang ingin terbang” dengan intonasi seperti membaca pantun, sambil menulis di papan tulis dengan warna-warna yang mencolok.
o Misalnya lagi Venny, “Si penguasa warna hijau”. Demikian seterusnya untuk ke-28 orang anak lainnya. Cara ini dapat digunakan dalam membantu murid mengingat materi pelajaran dan hal-hal yang dianggap penting.



E. PERSPEKTIF ALKITABIAH
Inti dari keseluruhan Alkitab adalah kita diminta untuk mengingat semua perintah Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari (Kel 20:1-17). Mengingat bagaimana Tuhan menciptakan kita (Kej 1,2), bagaimana kita jatuh dalam dosa dan bagaimana manusia dihukum pada saat air bah dan Allah berjanji bahwa tidak akan ada lagi air bah (Kej 9:15), sampai pada saat puncaknya yaitu mengingat janji Allah tentang seorang Raja yang akan menyelamatkan dunia dari dosa-dosa. Dengan demikian dengan belajar tentang proses pengolahan informasi kita akan semakin mengingat apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan dalam kehidupan kita setiap harinya dan kita jadi semakin mengenal bagaimana Allah yang telah menciptakan kita.



BAB 111. PENUTUP

Kemampuan mengingat seseorang tidak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Oleh karena itu, kemampuan mengingat dapat ditingkatkan. Salah satu cara adalah dengan peranan guru. Dengan demikian guru harus mengetahui bagaimana cara kerja otak dalam mengolah informasi dan apa saja yang membuat murid dapat mengingat dalam waktu yang lama. Hal yang paling utama adalah mendapatkan perhatian dan konsentrasi dari siswa yaitu dengan menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan berkesan. Salah satu contoh yaitu membuat berkesan pada waktu perkenalan karena setiap anak akan senang jika gurunya mengetahui nama mereka dan perhatian pada mereka, dengan demikian mereka akan berkonstrasi dan memberi perhatian jika guru menerangkan.



REFERENSI

Harianti, Deasy. 2008. Metode Jitu Meningkatkan Daya Ingat. Jakarta : Tangga Pustaka
D.P, Bobbi & H. Mike. 1999. Quantum Learning. Bandung : Kaifa
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/memori.html
http://vinosa.wordpress.com/2007/06/20/meningkatkan-daya-ingat-anak/
http://kel-i-imk.blogspot.com/2009/04/pemodelan-pengolahan-informasi.html
http://www.kerjainsendiri.com/2009/03/cara-jitu-latih-daya-ingat-anak.html